Samarinda, Rilismedia.co — Komitmen untuk menjadikan Kota Tepian ramah bagi semua kalangan kembali disuarakan DPRD Samarinda. Kali ini, sorotan datang dari Komisi IV terhadap minimnya fasilitas inklusif di ruang terbuka hijau (RTH), khususnya bagi anak-anak penyandang disabilitas.
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menyampaikan keprihatinannya atas masih banyaknya taman kota yang tidak ramah terhadap anak berkebutuhan khusus. Padahal, taman seharusnya menjadi ruang bermain yang aman, nyaman, dan bisa diakses oleh semua anak.
“Sering kali kita terjebak dalam membangun taman yang estetis, tapi lupa siapa yang bisa menikmatinya. Kalau anak berkebutuhan khusus tidak bisa bermain di taman, berarti kita belum adil,” ujar Novan, Sabtu (28/6/2025).
Novan menilai, sebagai kota yang tengah berupaya meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) kategori utama, Samarinda seharusnya lebih serius memperhatikan aspek inklusivitas dalam pembangunan fasilitas publik.
Beberapa persoalan mendasar yang disorot antara lain tidak tersedianya jalur landai untuk kursi roda, minimnya permainan ramah difabel, serta belum tersedianya toilet yang mudah diakses oleh anak-anak penyandang disabilitas.
“Yang utama adalah bagaimana semua anak, termasuk mereka yang difabel bisa bermain, berinteraksi, dan merasa diterima,” ujarnya. Novan juga mengingatkan, taman kota bukan sekadar tempat berswafoto, tapi ruang sosial yang harus inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ia mendorong Pemkot Samarinda untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi taman yang ada, disertai pemetaan fasilitas yang belum memenuhi standar inklusif. Hal ini, menurutnya, penting agar pembangunan ke depan bisa disesuaikan dengan kebutuhan nyata di lapangan.
Selain itu, Novan menekankan pentingnya pelibatan komunitas disabilitas dalam proses perencanaan.
“Kebijakan taman inklusif harus melibatkan mereka yang merasakan langsung hambatan di lapangan,” tegasnya.
Ia juga mendorong agar Pemkot mencontoh inisiatif kota-kota lain yang telah berhasil menghadirkan taman inklusif dengan fasilitas seperti jalur landai, papan informasi braille, dan alat permainan berbasis sensorik.
Sebagai wujud nyata dukungan, Novan memastikan Komisi IV DPRD Samarinda akan memperjuangkan pengalokasian anggaran khusus untuk pembangunan fasilitas ramah disabilitas dalam pembahasan APBD mendatang.
“Ini bukan sekadar proyek taman, tapi cerminan nyata komitmen terhadap hak anak dan prinsip non-diskriminasi,” ujarnya.
Novan juga mengajak masyarakat Samarinda untuk bersama-sama mendorong semangat inklusivitas di ruang publik.
“Ruang publik adalah milik semua. Taman kota baru layak disebut inklusif bila semua anak, tanpa terkecuali, bisa bermain dan merasa diterima,” pungkasnya.
Melalui langkah ini, DPRD Samarinda berharap kota ini dapat menjadi contoh nyata dalam mewujudkan ruang publik yang ramah dan adil bagi seluruh anak, termasuk mereka yang menyandang disabilitas. (adv/syf)