Rilismedia.co – Samarinda. Pemerintah Kota (Pemkot) bersama Dinas Pendidikan (Disdikbud) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, saat ini sedang berusaha dalam melakukan pengembangan dan pemerataan pendidikan di Kota Samarinda.
Bukan hanya pada pertengahan kota saja tetapi juga fokus terhadap pembangunan yang ada wilayah Tertinggal, Terdepan dan Juga Terluar (3T) di Samarinda.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti menuturkan bahwa terkait pemerataan pendidikan di Kota Samarinda perlu memperhatikan semua aspek yang berhubungan langsung dengan dunia penididikan terkhusus di wilayah 3T.
Ia menilai, pemerataan pendidikan itu bukan hanya terfokus pada bidang sarana dan prasarana saja, tapi juga dalam bidang tenaga pendidiknya.
“Artinya guru-guru yang ada di wilayah 3 T di Kota Samarinda, seperti di perbatasan Bantuas, Sungai Siring, dan Loa kumbar juga mendapatkan pemerataan serta pembangunan di sektor pendidikan,” ujarnya.
Lanjutnya, pada wilayah terpencil tersebut perlu adanya tenaga pendidik yang memiliki kompetensi, dikarenakan saat ini ada sekitar tujuh ribu tenaga pendidik yang ada di Samarinda, namun tidak adanya jarak interval antara tenaga pendidik di tengah kota maupun di wilayah 3 T di Kota Samarinda yang menjadi kendala saat ini.
Sri juga menegaskan persoalan pemerataan pendidikan tersebut harus dimaksimalkan sehingga tidak perlu ada yang namanya sekolah unggulan.
“Pembangunan harus betul-betul merata dan tidak ada lagi perbedaan, serta secara otomatis akan menghilangkan yang namanya identitas sekolah unggulan, identitas sekolah unggulan itu harusnya tidak ada” tegasnya.
Akhir, Puji berharap untuk semua siswa yang telah masuk dan mendapatkan pendidikan yang lebih baik artinya semua sekolah dimanapun itu seharusnya mendapatkan porsi pendidikan yang sama dan juga merata. (Adv/DR)
