Solidaritas Tanpa Batas, Pemuda Desa Batuah Gerak Cepat Bantu Korban Longsor

Kukar, Rilismedia.co — Di tengah lambannya respon birokrasi pasca bencana longsor yang melanda Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, sebuah aksi solidaritas luar biasa ditunjukkan oleh Aliansi Pemuda Tani Jaya Bersatu.

Tanpa menunggu komando atau bantuan resmi dari pemerintah, para pemuda desa bergerak sigap mendirikan posko darurat dan menyalurkan bantuan secara mandiri kepada warga terdampak.

Bacaan Lainnya

Langkah cepat itu dipimpin langsung oleh Ketua Aliansi, Andi Hafiz, yang menyatakan bahwa respons tanggap ini dilakukan atas dasar kemanusiaan dan kebutuhan mendesak para korban.

“Kami tidak bisa menunggu. Saudara-saudara kami di lokasi longsor butuh pertolongan sekarang, bukan nanti,” tegasnya, Senin (19/5/2025), dengan mata yang tampak lelah namun penuh tekad.

Tak hanya para pemuda, seluruh elemen masyarakat Desa Batuah turun tangan. Para ibu memasak makanan siap saji tanpa henti, kaum pria berjibaku mengangkut logistik dari rumah ke rumah, sementara anak-anak muda menggalang donasi keliling kampung. Pemandangan ini menjelma menjadi potret nyata kekuatan gotong royong yang tak tergantikan.

Solidaritas warga mengalahkan lambannya prosedur. Di saat berbagai instansi masih menyusun laporan dan menunggu keputusan, masyarakat Desa Batuah sudah lebih dulu mengulurkan tangan.

Posko mandiri tersebut juga mendapat suntikan bantuan dari para donatur anonim yang memilih untuk tidak disebutkan namanya. Bantuan yang terkumpul langsung didistribusikan dalam bentuk bahan pangan, air bersih, hingga kebutuhan pokok lainnya semuanya tanpa protokol yang membebani.

Penampakan Desa Batuah, Kabupaten Kutai Kartanegara usai bencana longsor.

Harianto, salah satu warga terdampak sekaligus anggota aliansi, menyuarakan harapannya agar pemerintah desa ke depan dapat menunjukkan respons lebih cepat dalam menghadapi situasi darurat.

“Bencana tidak menunggu surat keputusan. Dan korban tidak bisa menunggu waktu untuk mendapatkan bantuan,” ujarnya penuh keprihatinan.

Ia menambahkan, bahwa kepedulian tidak selalu harus datang dari jabatan atau wewenang.

“Kami percaya, kepedulian itu tidak perlu menunggu jabatan. Cukup dengan hati dan aksi nyata,” pungkasnya.

Langkah para pemuda Desa Batuah ini menjadi pengingat keras bahwa ketika birokrasi tertidur, rakyat bisa menjadi penjaga sesamanya.

banner 400x130

Pos terkait