Rilismedia.co – Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir angkat bicara terkait pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengancam akan menaikkan tarif dagang sebesar 10 persen terhadap negara-negara anggota BRICS. Ia menegaskan bahwa pertemuan BRICS bukanlah bentuk perlawanan terhadap Amerika Serikat atau negara manapun.
Pernyataan itu disampaikan Arrmanatha saat melepas keberangkatan Presiden Prabowo Subianto menuju Brasilia, Brasil, dalam rangka menghadiri pertemuan tingkat tinggi BRICS, Senin (7/7).
“Pertemuan BRICS ini kan tidak ada upaya apapun untuk melawan Amerika atau yang lain ya,” ujar Arrmanatha.
Ia menambahkan, agenda utama dalam forum BRICS lebih berfokus pada isu-isu global yang krusial seperti lingkungan hidup, kesehatan, dan penguatan multilateralisme, bukan membahas konflik geopolitik atau agenda konfrontatif.
“Jadi tidak ada isu-isu sama sekali bertentangan dengan kepentingan negara berkembang ataupun melawan suatu negara,” tegasnya.
Menurutnya, tujuan utama dari forum BRICS adalah memperkuat kerja sama antara negara-negara berkembang dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
“Tata”, sapaan akrab Arrmanatha, juga menegaskan bahwa ancaman tarif yang dilontarkan Trump tidak menjadi bagian dari agenda pembahasan resmi BRICS.
“Tidak, jadi pembahasan karena isu seperti itu kan kita tidak bisa mengontrol apa yang disampaikan Presiden Amerika atau kepala negara lainnya. Itu yang perlu ditekankan bahwa banyak di luar hal-hal yang sebenarnya tidak sesuai, hal-hal yang dibahas di dalam BRICS,” ujarnya.
Sebelumnya, Donald Trump melalui platform media sosial Truth Social mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10 persen terhadap negara-negara anggota BRICS, yang kini semakin diperhitungkan dalam tatanan ekonomi dan politik global.