Dosen di Politani Samarinda Diduga Lakukan Kekerasan Fisik terhadap Mahasiswa, BEM Angkat Bicara

Rilimedian.co Samarinda — Dunia pendidikan tinggi kembali tercoreng. Seorang dosen ASN di Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Samarinda diduga melakukan kekerasan fisik terhadap dua mahasiswa jurusan Kehutanan, hanya karena penampilan rambut gondrong. Insiden ini memicu kecaman keras dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politani Samarinda.

Dalam pernyataan resminya, BEM menyayangkan dan mengecam keras tindakan kekerasan tersebut, yang dinilai sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran hak asasi manusia di lingkungan kampus.

Bacaan Lainnya

“BEM Politani Samarinda menyatakan sikap yang tegas menyayangkan kejadian ini. Mereka menilai bahwa tindakan kekerasan fisik yang dialami oleh dua mahasiswa (berinisial IA dan M) sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai pendidikan yang seharusnya dijunjung tinggi oleh setiap tenaga pengajar,” tulis BEM dalam siaran persnya, Rabu 16/4.

Untuk itu mereka mendorong korban berinisial IA dan M untuk menempuh jalur hukum. BEM menyatakan dukungan penuh terhadap langkah tersebut, dan mendesak pihak kampus segera mengambil tindakan tegas.

“BEM juga mendorong korban untuk terus menempuh jalur hukum yang sudah dimulai, dan menyatakan dukungan penuh terhadap proses hukum yang adil dan transparan,” tegas mereka.

Selain menuntut keadilan bagi korban, BEM juga mendorong adanya evaluasi sistem pengawasan kampus agar insiden serupa tak terulang.

“BEM Politani Samarinda mendesak pihak kampus untuk mengambil tindakan tegas dengan segera memberhentikan dosen tersebut,” pungkasnya.

Mereka menegaskan bahwa pendidikan tinggi harus menjadi ruang aman bagi mahasiswa, bukan tempat di mana kekerasan dibenarkan atas nama kedisiplinan.

Sampai berita ini dirilis, wartawan rilismedia.co masih berupaya menkonfirmasi pihak politani.

banner 400x130

Pos terkait