Samarinda — Puluhan warga Perumahan Grand Taman Sari (GTS), Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, mendatangi kantor Perumda Tirta Kencana Samarinda di Jalan Tirta Kencana, Senin (3/11) pagi.
Aksi warga ini bukan tanpa alasan. Mereka datang untuk meminta klarifikasi terkait lonjakan tagihan air yang tiba-tiba membengkak tanpa peningkatan pemakaian yang signifikan.
Pertemuan digelar di ruang rapat utama dan dipimpin oleh Direktur Pelayanan Perumda Tirta Kencana Samarinda, Widyastuti Supartinah, bersama Manajer Hubungan Pelayanan Pelanggan (Hublang) Iwan Yusliansyah , serta Humas Perumda, Taufiq.
Forum yang berlangsung terbuka itu diwarnai dengan berbagai keluhan warga. Mereka mempertanyakan sistem pembacaan meter berbasis smart water meter yang dinilai tidak akurat dan menyebabkan lonjakan tagihan di luar kewajaran.
Menanggapi hal itu, pihak Perumda Tirta Kencana menyampaikan permohonan maaf dan menjelaskan bahwa gangguan teknis menjadi penyebab utama permasalahan tersebut.
Humas Perumda, Taufiq, mengungkapkan, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kesalahan teknis akibat gangguan alat.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Berdasarkan pengecekan, alat smart water meter di kawasan tersebut sempat terkena sambaran petir sehingga pembacaannya tidak akurat. Karena itu, seluruh data akan kami revisi secara manual,” jelas Taufiq.
Ia memastikan, pembacaan ulang meter air pelanggan akan dilakukan secara manual, agar hasil tagihan sesuai dengan pemakaian nyata.
“Dalam waktu dekat akan melakukan peninjauan tagihan sesuai dengan foto meter pelanggan, agar tagihan yang baru benar-benar sesuai dengan pemakaian sebenarnya,” kata Taufiq.
Hasil pembacaan manual itu, lanjutnya, akan diumumkan pada 5 Oktober 2025, berbarengan dengan penerbitan tagihan baru yang telah diperbarui.
“Kami dari Perumda Tirta Kencana akan melakukan revisi pembacaan secara manual, dan hasilnya akan kami rilis tanggal 5 Oktober nanti, dan untuk sementara, warga GTS tidak perlu melakukan pembayaran dulu sebelum hasil revisi keluar,” ujarnya.
Taufiq menambahkan, warga juga akan menerima salinan hasil foto meteran air , sebagai bentuk transparansi dan upaya membangun kembali kepercayaan pelanggan.
“Besok Kami akan melakukan pengambilan data lapangan dan foto meter pelanggan, agar tagihan yang baru benar-benar sesuai dengan pemakaian sebenarnya,” tegasnya.
Dialog antara warga dan pihak Perumda berjalan cukup hangat. Beberapa perwakilan warga menyampaikan rasa lega atas sikap terbuka perusahaan yang bersedia memperbaiki data tagihan.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menyebut, penjelasan dari Perumda memberi kepastian setelah beberapa hari mereka merasa kebingungan.
“Kami bersyukur akhirnya ada kejelasan dan tanggapan langsung dari Perumda, dan lonjakan tagihan kemarin sangat memberatkan, tapi setelah dijelaskan dan akan diperbaiki, kami bisa menerima. Diharap perubahan tagihan nanti sudah sesuai pemakaian riil,” ujarnya.
Senada dengan itu, warga lainnya menilai keputusan Perumda membuka ruang klarifikasi dan peninjauan ulang sebagai langkah positif.
“Kami apresiasi pihak Perumda mau terbuka, dan Kami siap menunggu hasil revisi sampai tanggal 5, tapi ke depan Kami berharap sistemnya bisa lebih diawasi supaya tidak terjadi lagi,” katanya.
Pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam itu menghasilkan kesepakatan bersama antara warga Grand Taman Sari dan manajemen Perumda Tirta Kencana untuk menunggu hasil peninjauan ulang.
Sebagai tindak lanjut, Perumda Tirta Kencana akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem smart water meter agar pelayanan publik berjalan lebih akurat, transparan, dan berkeadilan bagi seluruh pelanggan.






