Penertiban Pasar Subuh Samarinda Picu Penolakan, DPRD Desak Dialog Ulang

Samarinda, Rilismedia.co — Langkah Pemerintah Kota Samarinda merelokasi pedagang Pasar Subuh di Jalan Yos Sudarso ke Pasar Beluluq Limau, Jalan PM Noor, memicu gelombang penolakan dari para pedagang.

Meski mendapat protes, proses penertiban tetap dijalankan pada Jumat (9/5) pagi dengan melibatkan ratusan aparat gabungan dari berbagai dinas.

Bacaan Lainnya

Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Ahmad Vanandza, menyayangkan kebijakan yang dinilainya sepihak tanpa pelibatan legislatif dan pedagang. Ia menyatakan DPRD akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) pekan depan guna membahas polemik ini secara menyeluruh.

“RDP akan mengundang Disperindag, Satpol PP, Dishub, serta perwakilan pedagang dan masyarakat. Bila perlu, pemilik lahan pun akan kami hadirkan,” ujar Vanandza di sela aksi penolakan.

Ia menyoroti minimnya komunikasi dari pemerintah dan mengingatkan bahwa relokasi menyangkut penghidupan masyarakat.

“Kami belum menerima pemberitahuan resmi. Ini soal nasib orang banyak, seharusnya dibicarakan dulu sebelum eksekusi,” tegasnya.

Salah satu pedagang, Frida (50), mengungkapkan keberatannya. Menurutnya, Pasar Subuh bukan sekadar tempat jual beli, tetapi telah menjadi bagian dari sejarah dan komunitas yang terbangun sejak tahun 1970-an.

“Ini pasarnya orang Cina dari dulu. Langganan kami turun-temurun. Kalau pasar dipindahkan, kekhasan dan hubungan sosial di sini hilang,” ujarnya.

Pedagang juga menilai lokasi baru kurang strategis dan khawatir akan memicu konflik dengan pedagang lama. Karena itu, Vanandza meminta relokasi ditunda dan dialog dibuka kembali.

“Ayo kita musyawarah. Ini masyarakat, manusia juga. Kita harus manusiakan mereka,” tutupnya.

banner 400x130

Pos terkait