Kutim Butuh 10 Ribu Hektare Sawah untuk Kejar Kemandirian Beras, Irigasi Masih Jadi Hambatan Utama

Kutai Timur, Rilismedia.co — Produksi beras di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) hingga kini, masih belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang terus meningkat setiap tahun.

Pemerintah menilai kemandirian beras baru bisa dicapai jika Kutim memiliki sedikitnya 10.000 hektare sawah aktif, dengan pola tanam minimal dua kali setahun.

Bacaan Lainnya

Kepala DTPHP Kutim, Dyah Ratnaningrum, menyebut konsumsi beras masyarakat Kutim tergolong tinggi, yakni 114 kilogram per kapita per tahun.

Dengan populasi sekitar 400 ribu jiwa, kebutuhan beras berada di atas 45 ribu ton per tahun.

“Produksi lokal kita belum mendekati angka tersebut, untuk memenuhi kebutuhan itu, minimal harus ada 10 ribu hektare sawah produktif,” katanya.

Namun, Dyah menegaskan bahwa hambatan terbesar bukan sekadar perluasan lahan, melainkan ketersediaan air.

Mayoritas wilayah Kutim masih bergantung pada hujan sehingga hanya memungkinkan petani melakukan satu kali tanam dalam setahun.

“Tanpa irigasi teknis, mustahil petani menaikkan indeks pertanaman menjadi dua atau tiga kali,” ujarnya.

Topografi Kutim yang didominasi perbukitan juga, berpengaruh terhadap biaya pembangunan jaringan irigasi.

Meski demikian, sejumlah kecamatan seperti Kaubun, Kombeng, dan Long Mesangat tetap diproyeksikan sebagai pusat pengembangan padi karena memiliki potensi pengembangan yang lebih besar.

Pemerintah terus melakukan langkah bertahap, mulai dari penyaluran alsintan, penyediaan benih unggul, pelatihan kelompok tani, hingga optimalisasi lahan yang sebelumnya tidak produktif.

Dyah menilai langkah-langkah tersebut akan berdampak signifikan jika diiringi pembangunan irigasi yang memadai.

“Jika air tersedia, produktivitas pasti meningkat. Kalaupun belum bisa swasembada penuh, setidaknya produksi lokal makin kuat,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa pencapaian swasembada beras merupakan pekerjaan besar yang harus melibatkan banyak sektor.

“Ini bukan tugas satu dinas, dan untuk mewujudkan kemandirian pangan, kita perlu kerja bersama dan investasi jangka panjang,” tutupnya. (Adv-Diskominfo Kutim/Andika)

Pos terkait