Rilismedia.co Samarinda – Akses air bersih yang masih terbatas di Samarinda menjadi perhatian serius DPRD Kota Samarinda. Ribuan warga masih kesulitan mendapatkan pasokan air yang memadai, sementara kebutuhan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Komisi II DPRD Samarinda mendorong Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana segera mengambil langkah konkret dalam meningkatkan layanan distribusi air bersih. Target utama yang dicanangkan adalah memastikan seluruh warga mendapatkan pasokan air tanpa kendala pada 2028.
Dalam rapat dengar pendapat terbaru, Sekretaris Komisi II DPRD Samarinda, Rusdi Doviyanto, menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Perumdam selama setahun terakhir. Menurutnya, koordinasi yang lebih baik dan pengawasan ketat diperlukan agar distribusi air dapat berjalan lebih optimal.
“Kami ingin mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi Perumdam sepanjang 2024 serta strategi perbaikan yang akan diterapkan pada 2025. Harapan kami, layanan air bersih bisa menjangkau seluruh wilayah Samarinda dengan lebih baik,” ujar Rusdi kepada awak media.
Saat ini, kapasitas penyediaan air di Samarinda hanya mencapai 3.400 liter per detik, sementara kebutuhan masyarakat sudah mencapai 5.600 liter per detik. Artinya, masih ada kekurangan sekitar 2.200 liter per detik yang harus segera diatasi agar seluruh warga mendapatkan akses air bersih.
Sebagai solusi, pemerintah berencana membangun satu Instalasi Pengolahan Air (IPA) baru setiap tahun hingga 2029 dengan total anggaran mencapai Rp2 triliun. Selain itu, DPRD juga menyoroti pentingnya penambahan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di wilayah-wilayah yang masih mengalami keterbatasan pasokan air bersih.
DPRD Samarinda optimistis bahwa dengan berbagai langkah yang telah direncanakan, krisis air bersih dapat segera teratasi. Mereka menekankan bahwa percepatan pembangunan infrastruktur air harus menjadi prioritas agar semua warga mendapatkan akses air bersih tanpa hambatan dalam beberapa tahun ke depan.
“Kami menargetkan bahwa pada 2028 tidak ada lagi warga Samarinda yang kesulitan mendapatkan air bersih,” pungkas Rusdi. (syf)