Kutim Siapkan Empat Agenda Besar Pendidikan, Fokus Literasi, Seni, dan Inovasi Daerah

Kutai Timur, Rilismedia.co – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur (Disdikbud Kutim) tengah mempersiapkan empat agenda besar yang akan digelar secara beruntun pada akhir tahun.

Program tersebut, dianggap strategis karena mencerminkan arah kebijakan Kutim dalam memperkuat literasi, kreativitas seni, hingga pengembangan inovasi pendidikan di tingkat sekolah.

Bacaan Lainnya

Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, menegaskan bahwa seluruh rangkaian agenda ini dirancang, untuk memberi ruang bagi siswa, guru, dan komunitas pendidikan untuk menampilkan capaian terbaik mereka sepanjang 2024–2025.

Empat kegiatan yang dimaksud antara lain, yakni Festival Literasi Daerah, Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Gebyar PAUD, serta Gebyar Inovasi Pendidikan.

Secara keseluruhan, keempatnya akan digelar dalam skala Kabupaten. Festival Literasi, misalnya, akan menjadi wadah bagi sekolah-sekolah memamerkan praktik baik literasi yang telah berjalan selama setahun terakhir, dan Kutim menargetkan peningkatan indeks literasi melalui pembiasaan membaca, penulisan kreatif, hingga penggunaan bahan bacaan lokal.

Untuk FLS2N, Pemerintah Daerah ingin kembali meningkatkan prestasi siswa Kutim yang dalam beberapa tahun terakhir konsisten masuk final tingkat Provinsi.

Ajang ini dianggap penting karena menjadi indikator kreativitas siswa sekaligus ruang regenerasi seniman muda daerah.

Sementara itu, Gebyar PAUD akan lebih menonjolkan perkembangan pendidikan anak usia dini, sebagai fondasi karakter dan kecerdasan di tahap awal pembelajaran formal.

Agenda keempat, Gebyar Inovasi Pendidikan, menjadi perhatian tersendiri. Mulyono menyebut kegiatan ini sebagai laboratorium kebijakan yang menampilkan inovasi sekolah, mulai dari metode pembelajaran, pemanfaatan digitalisasi, hingga kreativitas guru dalam menjawab tantangan di ruang kelas.

Menurutnya, inovasi guru selama ini banyak muncul, namun belum terdokumentasi dan dipublikasikan secara maksimal.

Melalui kegiatan ini, Disdikbud ingin memastikan inovasi tersebut dapat menjadi referensi bagi sekolah lain .

Keempat agenda besar ini, sekaligus menjadi bentuk pertanggungjawaban sektor pendidikan kepada publik.

Dengan menggabungkan literasi, seni, PAUD, dan inovasi, pemerintah ingin menampilkan bahwa pembangunan pendidikan bukan hanya soal pembangunan fisik atau program rutin, tetapi juga kualitas pembelajaran yang tumbuh dari kreativitas dan inisiatif guru serta sekolah.

Mulyono menegaskan bahwa seluruh kegiatan telah masuk tahap finalisasi teknis, termasuk koordinasi dengan Kecamatan, pengawas sekolah, dan pihak swasta yang terlibat dalam mendukung kegiatan literasi dan seni.

“Kegiatan ini bukan sekadar acara seremonial, dan ini adalah bentuk apresiasi terhadap kerja sekolah dan guru sepanjang tahun, serta ruang untuk menampilkan inovasi pendidikan Kutai Timur,” jelasnya. (Adv-Diskominfo Kutim/Saif)

Pos terkait