Samarinda, Rilismedia.co – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, mengapresiasi fenomena anak muda yang memilih menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) tanpa pesta besar. Menurutnya, pilihan tersebut menunjukkan kemandirian pasangan sekaligus meringankan beban finansial keluarga.
“Itu bagus lagi, karena mereka ini kan kita mengajak anak untuk lebih mandiri, berarti tidak membebani orang tua,” ujarnya belum lama ini.
Dorongan Pesta Pernikahan
Sri Puji menjelaskan, dorongan untuk menggelar pesta pernikahan biasanya berasal dari calon pengantin sendiri. Karena itu, ketika pasangan memilih pernikahan sederhana, hal itu mencerminkan pandangan hidup yang lebih dewasa.
“Jadi keinginan-keinginan untuk berpesta ria dan lain sebagainya itu, itu memang biasanya keinginan dari anaknya,” katanya.
Ia menambahkan, banyak anak muda yang menunda pernikahan atau memilih menikah secara sederhana karena mempertimbangkan kesiapan finansial dan kebutuhan masa depan.
“Karena mereka kan inginnya gini, aku menikah setelah itu aku enggak punya rumah percuma,” ujarnya.
Persiapan Jangka Panjang
Menurut Sri Puji, pernikahan bukan hanya soal mengikat hubungan secara resmi, tetapi juga mempersiapkan kebutuhan jangka panjang.
“Jadi hubungannya tadi kalau menikah itu harus menyiapkan rumah, menyiapkan mobil, menyiapkan tabungan, menyiapkan deposito untuk nanti anaknya, sekolah gimana, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan,” tuturnya.
Ia menilai, sikap anak muda yang berpikir jauh ke depan dalam urusan pernikahan menunjukkan pola pikir modern.
“Jadi memang kalau ini baguslah berarti mereka lebih berpikiran ke depan ya, lebih modern gitu, maksudnya menikah itu tidak mungkin hanya sebatas keluarga saja, dihadiri oleh orang-orang terdekat, bagus juga,” ujarnya.
Faktor Budaya Masih Kuat
Meski demikian, Sri Puji mengakui tradisi budaya masih berpengaruh besar terhadap pelaksanaan pernikahan di Indonesia, termasuk di Samarinda.
“Tetapi memang itu kan kita tidak bisa lepas dari budaya,” ucapnya.
Menurutnya, salah satu alasan orang tua menggelar pesta besar adalah untuk memberi tahu masyarakat bahwa anak mereka telah menikah.
“Cuma kenapa orang menikahkan anaknya itu harus mengumpulkan orang banyak, mengundang orang banyak, itu kan juga bagian dari budaya dan ingin mengatakan bahwa pernikahan itu harus disiarkan supaya orang tahu, anak ini sudah menikah,” jelasnya.
Pilihan Setiap Pasangan
Sri Puji menegaskan, baik pernikahan sederhana di KUA maupun pesta besar sama-sama memiliki sisi positif dan negatif.
“Jadi ada hal positif, ada hal negatif yang tinggal tergantung kita, pandangan kita seperti apa gitu loh,” pungkasnya.