Rilismedia.co — Sejumlah bandara di India telah ditutup akibat eskalasi konflik militer dengan Pakistan, yang dipicu oleh serangan terhadap wisatawan Hindu di Kashmir pada April lalu.
Sebagai respons, India melancarkan serangan udara terhadap infrastruktur yang diduga sebagai basis teroris di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan dan provinsi Punjab Pakistan. Pakistan membalas dengan serangan drone dan rudal, yang menyebabkan korban sipil dan meningkatkan ketegangan di perbatasan.
Akibat konflik ini, lebih dari 25 bandara di India bagian utara dan barat ditutup untuk penerbangan sipil hingga 10 Mei 2025. Bandara yang terdampak termasuk Srinagar, Jammu, Leh, Amritsar, Chandigarh, Dehradun, Shimla, Kangra, Kullu Manali, dan Pithoragarh. Operasi sipil di Bandara Srinagar dihentikan tanpa batas waktu, dan bandara tersebut diambil alih oleh Angkatan Udara India.
Maskapai domestik seperti Air India, IndiGo, dan SpiceJet telah membatalkan atau mengalihkan penerbangan dari wilayah terdampak. Maskapai internasional seperti Lufthansa, KLM, Singapore Airlines, dan Thai Airways juga menghindari wilayah udara Pakistan, yang menyebabkan penundaan dan perubahan rute penerbangan antara Eropa dan Asia.
Selain itu, konflik ini berdampak pada sektor olahraga. Liga Premier India (IPL) ditangguhkan selama seminggu, dan beberapa pertandingan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman. Demikian pula, Liga Super Pakistan (PSL) dipindahkan ke Uni Emirat Arab demi keselamatan pemain dan staf.
Pemerintah India dan Pakistan menyatakan kesiapan untuk meredakan ketegangan jika pihak lain juga menunjukkan niat serupa. Namun, situasi tetap genting dengan risiko konflik lebih lanjut.
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan anggota G7 telah menyerukan penahanan diri dan menawarkan mediasi untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.