PMII Samarinda Kecam Tindakan Represif Satpol-PP terhadap Pedagang Kaki Lima di Islamic Center

Samarinda – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Samarinda menyoroti tindakan represif yang diduga dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) terhadap pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Islamic Center Samarinda, Selasa (14/10/2025) sore.

Ketua Umum PC PMII Kota Samarinda, Taufikuddin, menyayangkan tindakan aparat yang dinilai tidak adil dalam penegakan peraturan daerah. Menurutnya, banyak pelaku usaha besar yang melanggar perda namun justru PKL yang kerap menjadi sasaran utama penertiban.

Bacaan Lainnya

“Banyak pelaku usaha yang melanggar perda, namun mengapa pedagang kaki lima yang selalu menjadi target utama untuk ditertibkan, bahkan sampai bertindak represif? Perlakuan yang dilakukan oleh Satpol-PP terhadap pedagang kaki lima ini tidak adil. Maka, kami PMII Kota Samarinda tidak akan diam melihat kejadian represif tersebut,” tegasnya, Rabu (15/10/2025).

Taufikuddin menambahkan, pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar Islamic Center hanya berusaha mencari nafkah. Ia menilai pemerintah seharusnya menyediakan lokasi khusus agar para pedagang dapat berjualan tanpa harus berhadapan dengan tindakan penertiban.

“Kasihan para pedagang kaki lima, mereka hanya ingin mencari rezeki. Namun tidak ada tempat yang disediakan untuk mereka berjualan. Seharusnya ada lokasi khusus di sekitar Islamic Center karena tempat itu strategis dan ramai pengunjung, sehingga mereka bisa tetap berjualan dengan tertib,” ujarnya.

PMII Samarinda pun mendesak Pemerintah Kota Samarinda untuk mengevaluasi cara kerja Satpol-PP dalam menegakkan peraturan daerah. Mereka berharap penegakan perda dilakukan secara humanis, berkeadilan, dan tidak tebang pilih, terutama terhadap masyarakat kecil yang menggantungkan hidup dari sektor informal.

Pos terkait