Lima Bulan Tanpa Kepastian, Warga Muara Kate Desak Gubernur Kaltim Tuntaskan Kasus Pembunuhan dan Larangan Hauling

Rilismedia.co Samarinda – Setelah lima bulan tanpa kejelasan, puluhan warga Muara Kate, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, bersama Koalisi Masyarakat Sipil menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (15/4).

Mereka menuntut pengungkapan kasus pembunuhan terhadap warga bernama Rusel serta penegakan Peraturan Daerah (Perda) yang melarang aktivitas hauling batu bara di jalan umum.

Aksi yang digelar di Jalan Gajah Mada, Samarinda itu menjadi puncak kekesalan warga yang merasa tak lagi aman di kampung sendiri. Mereka mendesak aparat penegak hukum dan pemerintah agar serius menindaklanjuti kasus yang terjadi pada akhir 2024 lalu.

“Kami ingin kasus ini dituntaskan sampai pelakunya ditangkap. Karena sampai hari ini, kami masih merasa terancam,” kata Warta, perwakilan warga dalam orasinya.

Tragedi berdarah yang menewaskan Rusel dan melukai satu warga lainnya disebut sebagai kejahatan luar biasa. Warta meyakini insiden tersebut bukan kecelakaan, melainkan aksi pembunuhan yang disengaja.

“Kami percaya ini bukan kejadian biasa. Ini kejahatan yang sangat serius. Maka dari itu, kami mendesak penegakan hukum yang tegas,” ujarnya.

Selain menyoroti lambannya proses hukum, warga juga menuntut penegakan Perda Provinsi Kaltim Nomor 2 Tahun 2012 tentang larangan pengangkutan batu bara di jalan umum. Mereka mengaku khawatir terhadap wacana revisi perda yang disebut-sebut dilakukan secara diam-diam.

“Selama perda itu belum dicabut, maka seharusnya tetap ditegakkan. Jangan sampai direvisi hanya untuk melegalkan pelanggaran,” tegasnya.

Selama lima bulan terakhir, warga masih rutin berjaga demi mencegah kembalinya aktivitas hauling yang sempat terdeteksi kembali beroperasi secara diam-diam. Dalam satu insiden, mereka mengamankan satu unit truk hauling di wilayah Batu Kajang. Namun, truk tersebut terbakar secara misterius setelah dibawa ke kantor camat.

“Itu kami anggap sebagai sabotase. Mereka terus berupaya mencari celah untuk beroperasi lagi,” ungkap Warta.

Ia juga menyampaikan kondisi korban selamat yang hingga kini belum pulih sepenuhnya. Korban masih mengalami luka serius di bagian leher dan trauma berat akibat kejadian tersebut.

“Kadang lukanya masih bengkak dan keluar cairan. Korban juga mengalami ketakutan luar biasa,” tuturnya.

Lebih lanjut, Warta menyebut ada oknum yang justru mendorong kembalinya aktivitas hauling ketimbang membantu penegakan hukum. Bahkan, pihaknya mengaku pernah diajak “berkoordinasi” oleh seseorang yang mengaku mewakili perusahaan tambang.

“Ada yang datang ke warga, mengaku diminta tolong perusahaan untuk membantu aktivitas hauling bisa jalan lagi. Ini jelas mencederai keadilan,” tandasnya.

Ia menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk keputusasaan sekaligus seruan terakhir warga Muara Kate untuk menuntut keadilan.

“Sudah lima bulan, tapi tidak ada kemajuan berarti. Kalau pemerintah dan aparat tidak segera bertindak, kami akan terus bersuara,” tutupnya.

banner 400x130

Pos terkait