DPRD Samarinda: Penanganan Stunting Tak Bisa Parsial, Butuh Kolaborasi Nyata

Samarinda, Rilismedia.co — Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, menegaskan bahwa penanganan stunting di Kota Tepian tak bisa dilakukan secara sektoral dan birokratis semata. Menurutnya, percepatan penurunan angka stunting hanya akan berhasil jika melibatkan kerja kolaboratif lintas sektor dan dukungan aktif dari masyarakat.

“Program penanganan stunting tak bisa berjalan dalam sekat-sekat birokrasi. Semua pihak harus menyatu dalam tujuan yang sama, mulai dari perencanaannya hingga implementasi di lapangan,” tegasnya.

Bacaan Lainnya

Data menunjukkan, angka stunting di Samarinda mengalami penurunan dari 24,4 persen pada 2023 menjadi 20,3 persen di 2024. Meskipun tren ini positif, capaian tersebut masih berada di atas target nasional, yakni 14 persen.

Komisi IV DPRD memandang angka tersebut sebagai alarm sekaligus tantangan untuk memperkuat keterlibatan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dan mempercepat strategi terpadu yang lebih menyeluruh.

DPRD siap mendukung percepatan ini, terutama dari sisi anggaran dan dorongan kebijakan. Tapi implementasinya tetap bergantung pada kemauan semua unsur untuk bergerak bersama,” jelas Puji.

Ia menekankan bahwa penyelesaian masalah stunting tidak cukup dilihat dari capaian statistik semata. Lebih dari itu, perlu dibangun sistem intervensi gizi dan perlindungan anak yang menyatu dari tingkat keluarga hingga ke institusi layanan publik.

“Kita harus mulai dari data yang akurat, strategi yang menyatu, dan pelibatan masyarakat sebagai aktor utama. Tanpa itu, program hanya akan jadi agenda administratif semata,” katanya.

Sri Puji juga mengingatkan bahwa keberhasilan program sangat ditentukan oleh konsistensi dan komitmen semua elemen. Menurutnya, pendekatan birokrasi yang kaku justru bisa menghambat efektivitas di lapangan. Sinergi, fleksibilitas, dan kesamaan visi antar-lembaga sangat dibutuhkan.

“Kalau hari ini kita bisa menurunkan ke angka 20 persen, maka dengan kerja bersama yang lebih kuat, 14 persen bukan hal yang mustahil. Tapi tidak bisa hanya dikejar dari sisi pemerintah saja. Masyarakat harus menjadi bagian dari solusi,” tutupnya.

DPRD Samarinda berharap strategi pengentasan stunting ke depan bisa lebih holistik dan partisipatif, seiring dengan meningkatnya kebutuhan layanan dasar bagi anak dan keluarga di kota yang terus berkembang ini.

Pos terkait