Rilismdia.co-Samarinda. Setelah 25 tahun terpisah, dua organisasi masyarakat Buton di Samarinda, Himpunan Warga Buton Lapandewa Kaindea Samarinda (HWBLKS) dan Kerukunan Warga Buton Matasurumba (Kerabat), akhirnya bersatu kembali. Dengan nama baru, Kerukunan Warga Buton Lapandewa Kaindea Matanasurumba Samarinda (Keraton Kaimas), persatuan ini diresmikan dalam Musyawarah Besar Persatuan ke-1 di Jalan Delima, Sabtu (25/1/2025) malam.
Anggota DPRD Samarinda, Abdul Muis, memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya yang dilakukan kedua organisasi tersebut. Ia menyebut momen ini sebagai langkah besar untuk menyatukan kembali masyarakat Buton yang sempat terpecah selama puluhan tahun.
“Persatuan ini adalah momentum penting bagi masyarakat Buton di Samarinda. Konflik internal selama 25 tahun bukanlah waktu yang singkat, tetapi kini semuanya bisa bersatu demi masa depan generasi tua dan muda,” ungkap Abdul Muis.
Meskipun dirinya bukan bagian dari masyarakat Buton, Muis mengaku bangga melihat semangat rekonsiliasi yang ditunjukkan kedua pihak. Ia menilai keberhasilan ini sebagai bukti kesediaan masyarakat untuk menurunkan ego demi tujuan bersama.
“Tidak mudah menggelar acara sebesar ini. Tapi, masyarakat Buton berhasil memulai lembaran baru yang penuh semangat persatuan dan kebersamaan,” tambahnya.
Ketua Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) Kota Samarinda, Syaparuddin, juga memberikan pujian terhadap persatuan ini. Ia menilai kebersamaan yang baru terjalin dapat menjadi pondasi untuk kemajuan masyarakat Buton di masa depan.
“Persatuan ini adalah langkah awal yang sangat penting. Kami berharap masyarakat Buton memanfaatkan momentum ini untuk mengambil peran yang lebih besar, termasuk dalam jabatan-jabatan struktural di pemerintahan,” ujar Syaparuddin.
Ia optimistis bahwa dengan semangat yang digelorakan melalui Keraton Kaimas, masyarakat Buton di Samarinda dapat membangun masa depan yang lebih baik, solid, dan penuh prestasi.
“Kami yakin persatuan ini akan membawa masyarakat Buton semakin maju dan berjaya ke depannya,” pungkasnya. (ADV/Syf)
