BORNEO GARIS TENGAH: Menjadi Poros, Menjadi Penentu dan Menjadi Masa Depan Bangsa
Kalimantan, atau Borneo, bukan sekadar hamparan luas yang dipenuhi hutan, sungai, dan kekayaan alam. Kalimantan adalah garis tengah Indonesia, baik secara geografis, ekologis, maupun kultural. Namun dalam dinamika pembangunan nasional, Kalimantan kerap diposisikan sebagai pinggiran. Ia dijadikan objek eksploitasi, bukan subjek penentu arah kebijakan.
Padahal dari tanah ini lahir suara-suara perlawanan, kearifan lokal, dan kekuatan ekologis yang menjadi jantung kehidupan Nusantara. Maka lahirlah semangat baru: BORNEO GARIS TENGAH, sebuah seruan dari mahasiswa Kalimantan untuk mengembalikan posisi strategis pulau ini—bukan sebagai pelengkap, tapi sebagai pusat.
Seruan ini bukan hanya simbol. “Borneo” merepresentasikan identitas utama Kalimantan yang kaya akan budaya dan keberagaman. Sementara “Garis Tengah” membawa makna geografis, politik, dan ideologis: Kalimantan sebagai poros di tengah Indonesia, sebagai penengah ekstremitas politik, dan sebagai penjaga nilai keadilan, keberlanjutan, dan kedaulatan.
Kami, mahasiswa Kalimantan, mengusung semangat ini untuk bergerak secara progresif, berakar pada kearifan lokal, dan menguatkan solidaritas lintas wilayah. Karena kami yakin, perubahan Indonesia yang sejati tidak bisa lahir dari pusat kekuasaan semata—tetapi juga dari pinggiran yang menyadari bahwa dirinya adalah pusat sesungguhnya.
“Menjadi Poros, Menjadi Penentu” bukan sekadar semboyan. Ini adalah sikap politik dan arah gerakan. Kalimantan bukan pinggiran. Kami garis tengah. Dan dari tengah, kami akan bicara, bergerak, dan menentukan arah bangsa. (*)
Penulis: Andi Muhammad Akmal Presiden Mahasiswa Politani Samarinda