Kutai Timur, Rilismedia.co — Dalam laporan penutupan Festival Pesona Budaya Kutai Timur, Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, membeberkan rencana besar untuk memperkuat regenerasi pelaku seni pada tahun 2026.
Salah satu program prioritas, adalah pelatihan pelatih seni tradisional dari pesisir hingga pedalaman.
Mulyono mengatakan bahwa, pelatih adalah ujung tombak pembinaan seni daerah, dan tanpa pelatih yang kompeten dan terstandarisasi, upaya pelestarian budaya hanya berjalan setengah hati.
“Kita butuh pelatih seni yang benar-benar siap membimbing generasi muda,” ujarnya.
Pelatihan akan mencakup metodologi pengajaran, pembentukan karakter artistik, hingga teknik dokumentasi seni tradisional.
Disdikbud menilai program ini sangat penting, karena banyak seni tradisi Kutim yang hanya diwariskan secara lisan, tanpa dokumentasi.
Lebih jauh, program pelatihan ini akan melibatkan akademisi seni, maestro daerah, hingga praktisi kebudayaan yang berpengalaman.
Mulyono menyebut regenerasi pelaku seni harus menjadi prioritas bersama, dan menurutnya, seniman senior tidak bisa dibiarkan bekerja sendiri tanpa proses kaderisasi yang sistematis.
“Kita ingin pembinaan seni berjalan modern, tetapi tetap menjaga akar tradisi,” jelasnya.
Program tersebut, rencananya mulai dilaksanakan pada awal 2026 setelah finalisasi kurikulum pelatihan.
Disdikbud optimistis langkah ini, akan mempercepat lahirnya generasi baru pelaku seni tradisional Kutim.
“Kalau kita ingin budaya ini hidup, maka pelatihnya juga harus kuat,” tandasnya. (Adv-Diskominfo Kutim/Andika)






