Komunitas Seni Kutim Tetap Gerakkan Kegiatan Budaya di Tengah Minimnya Anggaran

Kutai Timur, Rilismedia – Minimnya alokasi anggaran sektor kebudayaan di Kabupaten Kutai Timur membuat komunitas seni mengambil peran lebih besar dalam menjaga keberlangsungan aktivitas budaya. Situasi tersebut diakui Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutim, Padliyansyah, yang menyebut banyak kegiatan kini berjalan berkat inisiatif mandiri para pelaku seni.

Padli mengatakan sejumlah program kebudayaan terpaksa tidak dapat dijalankan karena pos anggaran yang telah disusun sebelumnya harus dipangkas akibat kebijakan efisiensi. “Di awal sudah masuk di anggaran murni, tapi setelah itu hilang karena memang harus ada yang dikurangkan di efisiensi,” ujarnya di Sangatta, Minggu (23/11/2025).

Bacaan Lainnya

Ia menyebut periode ini sebagai masa yang berat bagi sektor kebudayaan karena seluruh pihak harus menyiasati keterbatasan dengan bekerja lebih kreatif. “Termasuk bidang kami pun mengencangkan ikat pinggang dengan sekuat tenaga,” katanya.

Di tengah kondisi tersebut, komunitas seni justru tampil sebagai penggerak utama berbagai kegiatan budaya. Banyak acara kini dikelola secara mandiri oleh organisasi atau kelompok seni, sementara pemerintah memberikan dukungan berupa fasilitas.

“Seperti kegiatan mendongeng dan lainnya, semua itu terkelola oleh organisasi,” jelas Padli.

Menurut dia, peran komunitas seni sangat penting dalam menjaga ruang berkarya bagi seniman Kutim. Aktivitas yang mereka gelar tidak hanya mempertahankan dinamika seni budaya, tetapi juga memberikan ruang edukasi bagi masyarakat.

Padli menegaskan, meski anggaran terbatas, pemerintah tetap hadir melalui dukungan non-anggaran. Fasilitas publik, seperti gedung dan ruang kegiatan, selalu dibuka bagi komunitas seni yang ingin menggelar pertunjukan.

“Tetap saya backup dan bantu menyiapkan fasilitas tempat untuk mereka tampil,” ujarnya.

Ia berharap kolaborasi antara pemerintah dan komunitas seni terus terjaga. Menurutnya, ketahanan budaya di Kutim tidak hanya bertumpu pada anggaran, tetapi juga pada kegotongroyongan dan komitmen para pelaku seni untuk terus berkarya.

Dengan dukungan bersama, Padli optimistis dunia seni dan budaya Kutim tetap dapat tumbuh meski berada dalam keterbatasan. (adv/diskominfokutim/Syaif)

Pos terkait