Samarinda, Rilismedia.co — Proyek pembangunan Teras Samarinda tahap II menjadi sorotan serius Komisi III DPRD Kota Samarinda. Dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan, Selasa (15/7), ditemukan bahwa progres pengerjaan proyek bernilai Rp21 miliar tersebut baru mencapai sekitar tiga persen.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deny Hakim, menyampaikan pihaknya terus memantau secara ketat agar proyek berjalan sesuai dengan perencanaan awal.
“Menurut penjelasan tadi, anggaran tersebut itu untuk kontruksi bangunan sayap, lalu ada perubahan bangunan atap,” ungkap Deny usai sidak.
Meski begitu, ia mengakui pihaknya belum mengantongi data teknis secara lengkap terkait detail pengerjaan tahap lanjutan proyek revitalisasi kawasan tepian Sungai Mahakam tersebut.
“Kita belum memegang data pastinya,” ujarnya.
Terkait pengaturan area parkir, Deny menyebut pihaknya mengusulkan agar area parkir pasar pagi dapat dimanfaatkan di luar jam operasional pasar.
“Pasar kan ramainya pagi sampai sore,” tuturnya.
Dalam waktu dekat, Komisi III bersama Dinas Perhubungan akan kembali melakukan peninjauan lapangan guna memastikan pengaturan lalu lintas dan parkir di sekitar kawasan proyek berjalan optimal.
“Kita akan mengecek kembali bersama Dinas Perhubungan (Dishub),” tambahnya.
Saat disinggung mengenai target penyelesaian proyek, Deny belum dapat memberikan kepastian. Ia hanya berharap seluruh pekerjaan bisa dirampungkan dalam tahun ini.
“Kita berharap tahun ini selesai,” tegasnya.
Deny juga menjelaskan, lambatnya progres pengerjaan disebabkan adanya pergantian kontraktor. Pihak pelaksana yang mengerjakan tahap kedua berbeda dengan kontraktor di tahap sebelumnya.
“Karena kontraktor dari tahap satu dan yang tahap sekarang berbeda, jadi perlu banyak hal yang dipersiapkan,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya penyelesaian proyek tanpa menyisakan persoalan, termasuk dalam hal perlindungan hak-hak tenaga kerja.
“Kami berharap pengerjaan bisa selesai secara menyeluruh dan tidak meninggalkan masalah apapun termasuk tentang hak pekerja,” pungkas Deny.