OPINI OLEH: SYAIFUDIN
Wacana perguruan tinggi mengelola tambang semakin ramai diperbincangkan setelah revisi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba) membuka peluang bagi kampus untuk mendapatkan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK). Universitas Mulawarman (Unmul), sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Kalimantan Timur yang memiliki program studi terkait pertambangan, berpotensi mendapatkan manfaat langsung dari kebijakan ini.
Salah satu pertanyaan besar yang muncul adalah apakah keterlibatan Unmul dalam industri tambang bisa berdampak pada keringanan biaya pendidikan, khususnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa?
Jika Unmul benar-benar mengelola tambang, ada potensi besar bahwa pendapatan dari sektor ini bisa dialokasikan untuk berbagai kebutuhan kampus, termasuk subsidi UKT mahasiswa. Saat ini, UKT di banyak perguruan tinggi negeri terus meningkat seiring dengan kebutuhan operasional yang juga semakin besar. Jika kampus memiliki sumber pendanaan mandiri dari sektor tambang, beberapa skenario dapat terjadi:
- Subsidi UKT Mahasiswa
Jika pendapatan dari tambang signifikan, sebagian dana bisa dialokasikan untuk meringankan UKT mahasiswa, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Beberapa universitas di luar negeri yang memiliki bisnis sampingan, seperti rumah sakit dan industri lain, sering mengalokasikan keuntungan untuk subsidi pendidikan. Bhakan di beberapa universitas di Indonesia juga menyelenggarakan usaha sampingan meski skala kecil seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) yang memiliki bisnis pertanian dan pangan, Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan berbagai unit bisnis, termasuk di bidang farmasi dan property danInstitut Teknologi Bandung (ITB) dengan berbagai paten dan startup berbasis teknologi.
- Peningkatan Fasilitas Kampus
Dana yang dihasilkan bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas fasilitas belajar, seperti laboratorium, perpustakaan, hingga beasiswa bagi mahasiswa berprestasi. Dengan fasilitas yang lebih baik, mahasiswa tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk praktik atau penelitian.
- Penguatan Program Riset dan Beasiswa
Keuntungan dari tambang bisa digunakan untuk memperbanyak program beasiswa sehingga lebih banyak mahasiswa dapat mengakses pendidikan tanpa terbebani biaya tinggi.
Kendati, meskipun potensi pendanaan dari sektor tambang besar, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan agar hasilnya benar-benar bisa dirasakan oleh mahasiswa, yang pertama tidak ada jaminan bahwa keuntungan dari tambang akan langsung dialokasikan untuk subsidi UKT, karena dana tersebut bisa saja digunakan untuk kepentingan lain, seperti operasional tambang atau infrastruktur kampus.
Kedua, perlu ada transparansi dalam pengelolaan keuangan agar pendapatan dari tambang benar-benar bermanfaat bagi mahasiswa. Ketiga, regulasi Keuangan Kampus, sebagai perguruan tinggi negeri, Unmul masih tunduk pada regulasi pengelolaan keuangan negara. Ini berarti ada batasan dalam penggunaan pendapatan kampus untuk mengurangi UKT secara langsung.
Kesimpulannya adalah apakah dengan Universitas Mulawarman benar-benar menerima tawaran untuk mengelola sektor sebagaii UU Minerba tebaru akan berdampak pada peningkatan kualitas perguruan tinggi nomor satu di Kalimantan Timur itu serta meringankan biaya kuliah denga memanfaatkan keuntungan dari hasil Kelola pertamvangan.
Secara teori, keterlibatan Unmul dalam pengelolaan tambang berpotensi meringankan UKT mahasiswa jika pendapatan yang dihasilkan dialokasikan untuk subsidi pendidikan. Namun, dalam praktiknya, banyak faktor yang menentukan apakah hal ini bisa terwujud.
Kampus perlu memiliki kebijakan yang jelas dan transparan dalam pengelolaan pendapatan dari sektor tambang. Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan bahwa kebijakan ini tidak membuat kampus lebih fokus pada bisnis daripada pendidikan.
Jika dikelola dengan baik, pendapatan dari tambang bisa menjadi solusi bagi pembiayaan pendidikan yang lebih terjangkau, tetapi jika tidak diatur dengan benar, peluang ini justru bisa menjadi beban baru bagi kampus tanpa memberikan manfaat langsung bagi mahasiswa.
Lalu bagaimana dengan ideologi kampus yang mengusung Tropical Studies?
Penambangan batu bara kerap dikaitkan dengan dampak negatif terhadap lingkungan, mulai dari deforestasi, pencemaran air, hingga emisi karbon yang tinggi. Namun, dengan penerapan praktik pertambangan yang berorientasi pada disiplin lingkungan, industri ini tidak selalu menjadi penyebab utama kerusakan. Justru, dengan teknologi dan regulasi yang tepat, penambangan batu bara dapat dilakukan secara lebih bertanggung jawab, minim dampak lingkungan, dan bahkan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar.
Universitas Mulawarman yang memiliki program studi terkait pertambangan, berpotensi mendapatkan manfaat langsung dari kebijakan ini.
Jika dikelola dengan pendekatan yang tepat, keterlibatan kampus dalam industri tambang sebenarnya bisa memperkuat Tri Dharma Perguruan Tinggi antara lain:
Pertama, Mahasiswa dari program studi teknik pertambangan, geologi, lingkungan, dan ekonomi bisa mendapatkan pengalaman langsung dalam pengelolaan tambang.
Kedua, Kurikulum dapat lebih berbasis praktik, sehingga lulusan lebih siap menghadapi tantangan industri.
Ke tiga, Kampus memiliki laboratorium hidup dalam bentuk tambang yang dikelola sendiri, memberikan ruang belajar yang lebih aplikatif.
Ke empat, di bidang penelitian, kampus bisa menjadi pusat inovasi pertambangan berkelanjutan, mengembangkan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Ke lima, Perguruan tinggi dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam perumusan kebijakan pertambangan berbasis sains dan keberlanjutan. Dan ke enam, melalui kampus, bisa menciptakan program pemberdayaan masyarakat sekitar tambang, seperti pelatihan keterampilan kerja atau program reklamasi lingkungan.