Rilismedia.co – Samarinda. Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti mengklarifikasi salah satu tuntutan aksi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Samarinda terkait isu kemiskinan ekstrim di kota Samarinda.
Menurut Sri Puji, kemiskinan ekstrim di Samarinda tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh faktor pendidikan, kesehatan, dan akses layanan sosial.
Dia mengakui, pengentasan kemiskinan ekstrem di Kota Samarinda menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah. Itu sejalan dengan instruksi dari Kementerian Dalam Negeri dan target nasional untuk menghapus kemiskinan ekstrem pada tahun 2024.
Saat ini kata Politisi Demokrat, pemerintah kota juga sedang berupaya mengentaskan kasus kemeskinan ekstrim masyarakat. Salah satunya adalah Warung Kube yang ada di Kota Samarinda yang dinilai bisa menanggulangi angka kemiskinan ekstrem.
“Lalu ada Samarinda warung Kube. Tahun 2024 ini ada 27 warung kube. Setiap kelompok warung kube itu terdapat 10 orang,” bebernya saat menerima audiensi mahasiswa di Gedung Paripurna DPRD Kota Samarinda, Kamis 7/3/24.
“Kalau sebelumnya itu kita sudah entaskan kemiskinan 250 KK. Tahun sebelumnya juga begitu. Mudah-mudahan tahun depan juga ada 30 kube yang dibentuk,” sambungnya.
Selain warung kube, beberapa upaya lainnya antara lain disebutkan, bantuan uang tunai, KIP, PPKH, dan bantuan lainnya. Hal tersebut dijabarkan Sri Puji Astuti sebagai langkah-langkah pemerintah kota Samarinda dalam upaya mengentaskan kemiskinan di kota Samarinda.
“Paling tidak kita bisa mengangkat mereka dari kemiskinan ektrim menjadi miskin,” tambahnya.
Kendati begitu, pihaknya juga mengakui upaya tersebut sampai hari ini belum menghasilkan sesuatu yang signifikan. Namun pihaknya terus berupaya mendorong pemerintah kota untuk menekan angka kemiskinan di Samarinda.
“Pemkot bukan tidak melakukan apa-apa. Bahwa kemudian bagaimana hasilnya, ya memang belum maksimal,” tegasnya.
Selanjutnya dirinya juga menegaskan, semua kritikan mahasiswa akan ditindaklajuti ke pemkot samarinda.
“Tapi kami akan akan sampaikan semua tuntutan dari teman-teman sekalian,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Samarinda melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Samarinda di Jalan Basuki Rahmat, Kamis 7/3/34 sore tadi.
Beberapa tuntutan masa aksi di antaranya:
1. Panggil dan evaluasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas perdagangan, dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Samarinda atas Problematik yang terjadi di Tengah masyarkat
2. Mendesak DPRD Kota Samarinda memberikan rekomendasi untuk mencopot dan mengganti Kepala Dinas Lingkungan Hidup, kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas perdagangan, dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Samarinda jika tidak profesional dalam menjalankan tugas dan fungsi.(syf)